

Cahaya-info.com – Sekilas Lakon Petruk Dadi Ratu
Petruk adalah merupakan tokoh punakawan dalam kisah pewayangan di Indonesia, ia adalah anak kedua dari Semar. Dalam tokoh pewayangan Petruk mempunyai banyak nama diantaranya Kantong Bolong, Udawala, Dawala.
Ilustrasi: Animasi kisah wayang Petruk dadi ratu.
Petruk adalah simbol rakyat jelata yang dalam lakon Petruk Dadi Ratu bergelar Prabu Belgedhuwel Beh yang memiliki akronim “Sugih Mblegedhu rakyate dhedhel Dhuwel kabeh” yang punya arti rajanya kaya raya, tetapi rakyatnya menderita sampai pakaiannya compang camping,dan akhirnya Petruk lengser juga ,di karenakan di jatuhkan atau dilengserkan oleh Gareng dan Bagong atas perintah Kresna, disaat lengser si Petruk dia harus mempertanggung jawabkan atas perbuatannya disaat dia menjadi Ratu yang mengadili si Petruk adalah Prabu Kresna dan Semar.
Dibalik makna itu, lakon petruk dadi ratu juga memiliki filosofi yang sangat dalam. Yaitu Petruk diibaratkan simbol rakyat jelata, Dadi ratu berarti memiliki kekuasaan. Jadi bisa diartikan bahwa kekuasaan tertinggi dari sebuah negara, khususnya negara Demokrasi seperti Indonesia adalah di Tangan rakyat. Bahkan di tangan rakyat pula, presiden dipilih dan bisa digulingkan jika rakyat sudah tidak merasa cocok dengan gaya kepemimpinan yang tidak mengedepankan kepentingan Rakyat.
Ilustrasi : Saat Petruk berkuasa dengan bersenang-bersenang.
Karena dalam ilmu jawa dikenal adanya tembung Ojo Dumeh atau Ojo Dupeh. Maksudnya Ojo dupeh sugih bondho, ojo dupeh nduwe kekuasaan maka sewenang-wenang dalam menjalankan pemerintahan. Karena semua yang besar yang ada di dunia ini diawali dari hal kecil. Makannya jangan pernah lupa dengan rakyat kecil sebagai kekuatan inti suatu negara.
Ini sebagai suatu gambaran apabila seorang manusia biasanya banyak yang lupa diri apabila uang dan kekuasaan telah menyelimuti diri, hal ini merupakan suatu acuan agar manusia hidup di dunia ini janganlah serakah dan lupa diri dikarenakan harta dan jabatan adalah bersifat sementara dan kita harus selalu eling kepada Tuhan yang maha kuasa karena didunia ini segala sesuatu adalah miliknya, kita manusia tidak ada arti di mata Tuhan yang maha Agung, sekali lagi manusia hidup di dunia adalah sementara apa yang kita punyai adalah milik Sang Maha Pencipta. (Red cahaya-info)